Sabtu, 20 April 2013

Gadis Peminta-minta
Setiap kita ketemu,gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang,tanpa jiwa.
Ingin aku ikut,gadis kecil berkaleng kecil
pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemajuan riang.
Duniamu lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas diatas air kotor,tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni,terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku.
Kalau kau mati,gadis kecil berkaleng kecil
Bulan diatas itu,tak ada yang punya
Dan kotaku,ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda.

STRUKTUR BATIN PUISI
1)      Tema (Sense)
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Tema puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah tema Kemanusiaan, yaitu menggambarkan kehidupan si gadis peminta-minta.
2)      Rasa (Feeling)
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Perasaan penyair (Toto Sudarto Bachtiar) dalam puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah merasa iba terhadap apa yang dialami oleh gadis kecil berkaleng kecil. Bahkan penyair juga ingin ikut bersamanya dalam keras dan kejamnya kehidupan kota yang tidak berpihak.
3)      Nada   (Tone)
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya yang berkaitan dengan tema dan rasa. Nada/sikap penyair dalam puisi “Gadis Kecil Peminta-minta” adalah merendahkan dirinya, dan ingin meninggikan derajat gadis kecil berkaleng kecil bahkan dikatakan lebih tinggi dari menara katedral.

4)      Amanat
Amanat adalah hal/tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Tujuan penyair menciptakan puisi “Gadis Peminta-minta” adalah  agar kita jangan pernah menganggap rendah orang lain yang status sosialnya lebih rendah daripada kita. Karena dimata Tuhan derajat manusia adalah sama.

STRUKTUR FISIK PUISI

1)      Perwajahan puisi (tipografi)
Tipografi yaitu bentuk penulisan puisi dan merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Tipografi puisi “Gadis Peminta-minta” adalah setiap baitnya terdiri dari empat baris atau quatrain. Selain itu setiap bait pada baris terakhirnya selalu diakhiri dengan tanda titik yang mungkin dimaksudkan untuk mempertegas jumlah setiap baitya.

2)      Diksi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Dalam puisi “Gadis Peminta-minta” penyair menggunakan diksi yang padat, namun memiliki arti yang sangat mengena dihati pembaca. Misalnya gadis peminta-minta yang disebut pengarang sebagai gadis kecil berkaleng kecil dan bulan merah jambu yang melambangkan kasih tanpa pamrih.

3)      Imaji
Imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti pendengaran, penglihatan dan . Imaji dalam puisi “gadis Peminta-minta” secara keseluruhan merupakan imaji penglihatan.
Imaji penglihatan antara lain adalah ‘senyummu, menara katedral, melintas-lintas diatas air kotor dan gemerlapan.’
4)      Kata Kongkret
Kata kongkret adalah kata yang dapat ditangkap indra yang memungkinkan munculnya imaji. Dalam puisi “Gadis Peminta-minta” penyair untuk melukiskan gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel, penyair menggunakan kata-kata “gadis kecil berkaleng kecil”. Lukisan itu lebih konkret daripada dengan menggunakan diksi “gadis peminta-minta” atau “gadis miskin”. Untuk melukiskan tempat tidur pengap di bawah jembatan yang hanya dapat untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis “pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok” . Untuk memperkonkret dunia pengemis yang penuh kemayaan, penyair memperkonkret diksi “hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan gembira dari kemayaan riang”. Untuk memperkonkret gambaran tentang martabat gadis itu yang sama halnya memiliki martabat tinggi seperti manusia lainnya, penyair menulis “duniamu yang tinggi dari, menara Katedral”.
5)      Bahasa Figuratif
Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa Figuratif dalam puisi “Gadis Peminta-minta” adalah kata ‘bulan merah jambu’ yang menimbulkan banyak tafsir makna antara orang yang satu dengan yang lain. Namun penulis menafsirkan bahwa yang dimaksudkan penyair sebagai ‘bulan merah jambu’ adalah kasih sayang tanpa pamrih dari orang-orang memberinya sedikit materi untuk dia bertahan hidup.

6)      Versifikasi
Versifikasi yaitu hal-hal yang menyangkut rima, ritme dan metrum. Dalam kajian terhadap puisi “Gadis Peminta-minta” lebih menonjol kajiannya pada bentuk rima, karena ritme dan metrum lebih banyak menonjol pada pembacaan puisinya. Versifikasi yang menyangkut rima dalam puisi ini tidak banyak ditonjolkan karena penggunaan pola persajakannya cenderung bebas, hanya ada sedikit pengulangan kata ‘Gadis kecil berkaleng kecil’ yang ditemukan pada baris pertama paragraf satu, dua dan empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar